Sabtu, 15 Oktober 2016

KEBUDAYAAN DI INDOESIA

KEBUDAYAAN DI INDONESIA

A. Kebudayaan Nasional
       definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.11 tahun 1998 yakni :

"Kebudayaan nasional  yang berdasarkan pancasila adalah  perwujudan cipta,karya dan karsa  bangsa  Indonesia  dan merupakan keseluruhan daya upaya  manusia  Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat  bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada  pembangunan nasional dalam segenap  kehidupan bangsa. Dengan demikian pembangunan nasional merupakan pembangunan yang berbudaya."

Disebut juga pada pasal selanjutnya  bahwa kebudayaan nasional juga mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa. tampaklah bahwa  kebudayaan nasional  yang dirumuskan oleh pemerintah  berorientasi pada pembangunan nasional  yang di landasi oleh  semangat pancasila.

B. Kebudayaan Lokal
       Budaya local sering  disebut juga sebagai  kebudayaan daerah. Menurut Parsudi Suparlan ada 3 macam kebudayaan dalam Indonesia yang majemuk, yaitu :

  • Kebudayaan nasional  Indonesia yang berlandasan Pancasila dan UUD 1945.
  • Kebudayaan suku bangsa, terwujud pada kebudayaan suku bangsa dan menjadi unsur pendukung bagi  lestarinya  kebudayaan suku bangsa tersebut.
  • Kebudayaan umum likal yang berfungsi dalam pergaulan umum (ekonomi, politik, social, dan emosional) yang berlaku dalam local-local di daerah.



1. RENGKONG, (kesinian masyarakat cianjur)

Rengkong merupakan pikulan yang tebuat dari bambu. Pikulan ini kemudian diberi beban sebesar 25 kg padi yang diikat dengan tali ijuk. Jika dibawa, pikulan ini akan menimbulkan suara akibat gesekan antar batang pikulan dan tali ijuk. Bunyi yang dihasilkan menyerupai rengkong (sejenis angsa). Rengkong berfungsi sebagai ucapan rasa syukur kepada Dewi Sri atas panen yang berlimpah. 
        Untuk membuat rengkong berbunyi nyaring, cara pembuatannya adalah dengan memilih bambu gombong (awi gombong) yang tipis dengan panjang 2 atau 2,5 meter. Pastikan antara ujung yang satu dan yang lainnya tidak tertutup oleh ruas bambu. Lubangilah 30 cm dari ujung bambu sepanjang 38 cm (menyerupai kentongan). Selanjutnya siapkan tambang ijuk dengan panjang 2 sampai 2,5 meter. 
Untuk mengikat padi-padi yang akan digantungkan. Agar semakin kesat dan menghasilkan suara nyaring maka, gunakan minyak tanah. Siapkan juga dodog dan angkung buncis. Nantinya pikulan ini akan dimainkan oleh 14 orang dengan busana tradisional. 14 orang ini memiliki tugas masing-masing. Rengkong besar dibawa oleh 2 orang, rengkong kecil 3 orang, pemain dodog 4 orang (dodog tigrit, tongsong,brung-brung, dan gedeblak), dan 5 orang pemain angklung buncis. Biasanya pembawa rengkong yang berjumlah 5 orang akan berada di barisan depan diikuti oleh pemain angklung dan dodog. Namun, susunannya harus seperti itu. Para pemain boleh atau bebas bergerak.


2. Tari Topeng Cisalak yang Mempesona
Mungkin ada sebagian diantara kita yang masih mengenal Mandra atau Mastur? Jika iya, maka kita harus bangga pada mereka, karena mereka adalah sebagian dari generasi ketiga Topeng Cisalak. Berdasarkan informasi, memang Topeng Cisalak tidak bisa terlepas dari lingkup budaya Betawi. Dulunya, Topeng Cisalak bernama Topeng Kinang. Namanya diambil dari pelopornya yaitu Djioen dan Kinang. Mereka sering berkeliling dari Jakarta, Bekasi, Bogor, Tangerang bahkan sampai Kerawang jika ada yang nanggap. Seperti pada pelaksanaan suatu acara, tari Topeng Cisalak pun juga memiliki tahapan pada pertunjukannya, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan penutup.
Persiapan dilakukan dengan memasang spanduk dan tirai terlebih dahulu. Pelaksanaan diawali dengan ngukus dan penyediaan sesaji. Sesajinya berupa kemenyan dan serutu yang dibakar, minuman tujuh rupa, bunga tujuh rupa, rujak, beras, nasi dan ayam bekakak. Pertunjukan biasanya dihadiri oleh orang orang yang mengharapkan sesuatu, baik itu kesehatan, keuntungan, atau berkah lainnya. Pelaksanaan selanjutnya adalah pemukulan gong sesuai hari pementasan. Baru kemudian Tari Topeng dimainkan dan disambung dengan tarian lain sampai penutup. Pesona Topeng Cisalak mungkin makin meredup sekarang, karena banyaknya budaya yang masuk ke Indonesia sehingga menggeser minat masyarakat dan generasi penerus, dan karena kurang kuatnya dukungan dari pemerintah pusat. Bandingkan dengan pemerintah dari negara luar yang sangat apresiatif terhadap budayanya. Alangkah bagusnya jika nantinya pemerintah Indonesia bisa memberikan dukungan terbaik untuk budayaya sendiri.

3. Kesenian Sisingaan

merupakan sebuah kesenian trasisional dari Jawa Barat yang berbentuk Singa yang dipikul oleh beberapa orang. Sisingaan ini umumnya diiringi oleh iringan musik tradisional seperti Genjring Bonyok. Dalam kesenian ini, para pemikul sisingaan akan melakukan gerakan-gerakan sambil memikul Singanya seperti melakukan Kuda-Kuda, Gugulingan, Jeblang, Angkat Jungjung, Gendong Singa, Ewag, Nanggeuy Singa, Melak cau, dan sebagainya.

Sisingan ini memiliki beberapa pola yaitu tatalu, Kidung, Ibingan, Atraksi, dan penutup. Pola-pola ini selalu dilakukan secara berurutan dari awal hingga akhir. Kesenian Sisingaan ini biasanya ditampilkan pada pesta rakyat atau pesta khitanan anak. Pada pesta khitanan, anak yang dikhitan akan naik ke boneka singa yang kemudian diarak keliling kampung. Arak-arakan ini juga melibatkan masyarakat kampung yang ikut menari dalam iringan tersebut. Musik pengiring dalam Sisingaan ini cukup banyak, yaitu Gong, Kempul, Kendang Indung, Bonang, Kulanter, Tarompet, dan Kecrek. Lagu yang biasanya dibawakan oleh sinden merupakan lagu Sunda seperti lagu Kidung, lagu Gondang, lagu Kasreng, dan sebagainya. Namun, seiring dengan perkembangan musik sekarang, sinden biasanya akan membawakan lagu yang banyak diminati masyarakat. Lagu ini biasanya akan menarik perhatian penonton untuk mengajak mereka menari bersama. Bagaimana? Menarik bukan? Jaga terus kelestarian budaya Jawa Barat agar anak cucu kita bisa menikmati keunikannya.

4. Tradisi Perang Pandan

Selain memiliki keindahan alam, Bali juga memiliki kekayaan budaya yang luar biasa. Salah satu budaya di Bali yang unik adalah tradisi Perang Pandan. Tradisi ini diadakan setiap tahun di desa Tenganan, Karangasem. Tradisi ini disebut juga dengan istilah Mekare-kare. Dalam tradisi ini, para pemuda akan mengenakan pakaian adat Bali dan bertelanjang dada. Tradisi ini dimulai dengan acara keliling desa untuk meminta perlindungan serta keselamatan dalam menjalankan tradisi ini. Alat yang paling utama dalam tradisi Perang Pandan yaitu tameng atau perisai. Tameng ini biasanya dbuat dari rotan atau bambu serta daun pandan. Tradisi Perang Pandan ni dilakukan oleh sepasang pemuda. Sepasang pemuda ini akan menjadi lawan dan bertanding dengan cara mencambukkan daun pandan pada tubuh lawannya.
Dalam pertandingan ini ada juga seseorang sebagai wasit untuk memimpin jalannya pertandingan tersebut. Pertandingan ini akan berakhir jika salah satu pesertanya menyerah atau memang sudah dirasa cukup oleh wasit. Karena daun pandan yang digunakan masih berduri sehingga para peserta akan mengucurkan darah. Jika acara sudah selesai, ia akan diobati dengan ramuan tradisional. Ramuan tersebut terdiri atas parutan kunyit dan minyak kelapa. Jika acara sudah selesai, semua masyarakat dan peserta akan menyantap makanan yang sudah disediakan bersama. Nah, di sinilah terlihat kekeluargaan dan kebersamaan yang sangat erat dan kental.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

fungsi protokol (POP3,FTP,ICMP,ARP,SMTP),dan kelebihan,kekurangan dari ipv4,ipv6

Fungsi protokol (POP3,FTP,ICMP,ARP,SMTP), dan kelebihan,kekurangan dari IPV4,IPV6 POP3   (Post Office Protocol version 3)  ...